raradandunia

Reposted from http://www.facebook.com/rara.ndo

Taukah apa yang kurasakan malam ini?
'SEPI'. Ya sepi kata yang bisa mewakili perasaanku malam ini. Rasanya urung ku tulis kata-kata ini,terlalu menggambarkan sebuah 'KESEDIHAN',padahal banyak KEBAHAGIAAN yang dirasakan yang Allah anugerahkan. Terlepas dari itu, ada seberkas harapan dari tulisan ini. Mungkin orang pikir ini hanya sekedar tulisan tentang 'CINTA' anak remaja.Mungkin saja. Tapi bukan cinta yang jadi akar permasalahannya. Ku ingatkan, untuk orang yang tak mengizinkan dirinya untuk mengonsumsi tulisan yang berbelit-belit,ku sarankan jangan membaca tulisan ini sampai akhir. Berhentilah disini sekarang juga.

Ku mengenalnya cukup lama. Tapi untuk dekat dengannya, baru beberapa saat ini ku alami. Butuh waktu dan pemikiran yang penuh dengan pertimbangan untuk ku putuskan seperti ini. Pertimbangan itu berawal dari perasaan 'SAKIT HATI'. Dan akhirnya ku takut itu terjadi lagi. Misi 'MENJOMBLO' pun jadi pilihan. Namun, dia hadir. Sejujurnya, aku tak keberatan dengan kehadirannya. Namun dengan kondisi yang labil padaku, semua kebaikannya ku anggap 'SALAH'. Semua cara ku lakukan untuk 'MENYINGKIRKANNYA'. Tapi ku tak mampu. Karena aku tak mau dia pergi dariku. Kupaksakan, aku harus sukses membuatnya pergi. Ku patahkan semangatnya, ku ceritakan aku dan seseorang, ku tolak mentah-mentah perhatiannya, finalnya ku ungkapkan kekesalan lewat marahku padanya. Dia minta maaf. Ku maafkan. Tapi, setelah itu aku justru merasa ada kenyamanan dengannya. Dalam benakku, untunglah dia tidak pergi jauh dariku. Semua benar-benar kunikmati. Akhirnya ku putuskan untuk melalui ini dengannya dengan kondisi tanpa status. Jangan berpikir ini 'HTS',karena bagiku HTS adalah status. Mengapa? Walaupun banyak orang berkata aku akan kehilangannya dengan kondisi seperti ini, aku tak mempermasalahkannya. Aku mempercayainya. Aku nyaman dengan kondisi ini. Tapi,tahukah mengapa aku lakukan ini? Mungkin ada yang berpikiran, aku membuat ini sebagai zona permainanku saja, untuk membalas sakit hatiku. TIDAK. Lagipula untuk apa ku lakukan itu, toh sakit hatiku masih ada dan aku pasti akan menyesal jika melakukan itu padanya. Aku putuskan lakukan ini karena sebuah perasaan dan aku lakukan ini untuk menghindari kalimat janji. Janji? Ya janji. Mungkin orang yang berpacaran tidak akan asing dengan kalimat ini, 'aku akan terus mencintaimu'. Ku hindari kalimat itu. Baginya yang sudah cukup dewasa, mungkin mudah menghindari kalimat itu karena pemikirannya. Tapi untukku, remaja yang terlarut karena perasaan akan sulit melawan diriku untuk mengatakannya. Bagaimanapun juga, aku adalah seorang remaja pada umumnya dan aku terkadang menyesal hanya bisa bicara kalimat itu tapi akhirnya 'PUTUS' dan tidak bisa mempertanggungjawabkannya. Tapi dengan keadaan seperti ini, aku merasa terbatasi untuk bertindak berlebihan seperti mengucapkan kalimat janji itu. Meskipun pada dasarnya, aku pun rindu mendengar dan mengucapkan '2 kata ajaib', tapi tak apalah. Ku bilang aku takut mengucap kalimat janji itu,bukan berarti aku akan meninggalkannya. Aku tidak berjanji, tapi aku berusaha mempertahankan posisiku dalam dunia kita. Aku bukan tak mau berjanji, tapi aku terlalu takut karena hatiku terbatas dan yang menguasainya hanya Allah semata. Aku tak menyalahkan Allah, karena Allah tidak akan memutar balikkan hati ini jika bukan aku yang meminta dan berusaha. Satu hal yang mungkin penting kita ingat, kita pasti merasakan 'KEHILANGAN', dan darisana muncul kepedihan. Tapi, pasti akan ada hikmah di balik kepedihan. Selama hidup di dunia, apapun yang dimiliki, pasti kita akan kehilangannya. Karena itu adalah titipan Yang Maha Kuasa.

Sri Mulyani yang mengundurkan diri dari kursi kementriannya tentu saja memaksa pemerintah untuk berpikir lebih lanjut tentang siapakah orang yang pantas yang akan menggantikan sosok Sri Muyani di kursi Mentri Keuangan. Di samping itu peristiwa ini meninggalkan kesan misteri bagi kita selaku masyarakat. Misteri??? Muncul sebuah pertanyaan, yaitu apakah mundurnnya Sri Muyani karena dia lari ingin lari dari kasus Century yang tengah menjeratnya, di samping tawaran yang datang padanya untuk menjadi Managing Director Bank Dunia??? Jika memang itu adalah sebuah alasan yang mendasari kemunduran Sri Mulyani, wah patut di pertanyakan tuh mental sang menteri keuangan, ngurus Indonesia yang hanya lingkup satu Negara sudah seperti itu apalagi ngurusin Bank Dunia!!!

Kebanggaan juga mungkin akan muncul di hati rakyat Indonesia tatkala mendengar Sri Mulyani sang Mentri Keuangan yang akan meninggalkan kursi kementriannya pertanggal 1 Juni nanti itu di tawari sebuah tawaran menjadi Managing Director Bank Dunia. Bank Dunia lho!!! Tentunya ada prestasi dari Sri Mulyani yang membuatnya diperhitungkan dan diberi tawaran untuk menduduki kursi Managing Director Bank Dunia tersebut. Tidak mungkinkan kalau orang – orang sekelas KORUPTOR PROFESIONAL mendapat tawaran seperti itu (hehehe-red).

Dua paragraf di atas mungkin hanya sekedar obrolan yang mudah – mudahan membuat kita semakin apresiatif terhadap berbagai peristiwa yang muncul di negeri tercinta kita Indonesia. Kami selaku rakyat hanya bisa berdo’a semoga pengganti Ibu Sri Mulyani nanti adalah orang yang benar – benar profesional di bidang tersebut yang tidak hanya mementingkan diri, golongan dan hal lainnya yang justru akan menghambat hadirnya kesejahteraan bagi rakyat di negeri ini.

Untuk Ibu Sri Mulyani jika ibu menerima tawaran menjadi Managing Director Bank Dunia, kami mengharapkan ibu mampu bekerja semaksimal mungkin karena kami yakin ibu adalah orang yang memang pantas menjabat jabatan tersebut. Semoga dengan hal tersebut dunia bisa mempertimbangkan bahwa Indonesia pun ‘MAMPU’. Masalah lari atau prestasi, tentunya itu kembali lagi pada pandangan setiap orang, dari sudut pandang manakah orang tesebut ingin memandangnya.